Senin, 14 Juli 2014

PROFIL

NAMA : ARFAN RIFQI FAUZI
NIM : A510120237
SEMESTER : 4
KELAS : 4F
PROGDI : PGSD
ALAMAT : MLANDANG RT 01/07, KEDUNGJERUK, MOJOGEDANG, KARANGANYAR
TEMPAT TANGGAL LAHIR : KARANGANYAR, 17 OKTOBER 1994
AGAMA : ISLAM


Sabtu, 05 Juli 2014

Pengalaman dalam membuat cerita story bird

Storybird
Storybird adalah sebuah kegiatan membuat cerita /bisa dibilang pembelajaran menggabungkan gambar-gambar yang sesuai dengan cerita yang kita inginkan dan disini kita tinggal memilih kategori gambar yang sudah tersedia. Dalam pembelajaran kali ini kita disuruh menyelesaikan cerita yang kita buat,  dalam cerita storybird digunakan sebagai media cerita yang digunakan dalam proses pembelajaran nantinya.
Storybird ini bermanfaat bagi guru bisa memudahkan guru membuat media pembelajaran dan lebih kreatif. Bagi anak yang sukar membaca karena dalam pembuatan storybird ini kita bebas membuat cerita yang bisa menarik rasa ingin tahu pada anak, disamping itu kita bisa memilih gambar-gambar yang unik dan menarik.

Untuk pemula atau yang belum mengerti berikut adalah cara untuk membuat storybird, antara lain:
1.Kunjungi website www.storybird.com
2.Klik pada “sign up for free” untuk membuat akun gratis.
3.Klik pada choose account type, dan pilihlah anda membuat akun ini sebagai guru, murid ataupun reguler. Isi identitas pada tampilan tersebut dan selanjutnya create account
4.Klik create untuk membuat cerita baru

 Kelebihan
1.      Memudahkan dalam membuat cerita, karena gambar sudah tersedia
2.      Semisal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memudahkan guru membuat cerita sesuai dengan materi.
3.      Gambar yang ada sangat menarik dan belum ditemui sebelumnya

 Kelemahan
1.       Dalam pembuatan akunnya tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia jadi dalam pembuatanya mengalami kesulitan.

2.       Pilihan gambar yang tersedia juga sangat terbatas, sehingga cerita sulit untuk dikembangkan.
3.   Belum ada fasilitas untuk menyimpan secara disconnect untuk selanjutnya bisa di print langsung

TUGAS KELOMPOK ICT

Minggu, 29 Juni 2014

TUGAS ICT NGEPOST PART 3

PERKULIAHAN ICT
Setiap orang memiliki cara dan metode belajarnya sendiri. Ada yang lebih senang belajar sendiri, belajar berkelompok, belajar dengan melihat, mendengar atau mengerjakan sesuatu agar sesuatu yang ia pelajari dapat diingat dan dipahaminya dengan baik. Untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita, tentu ada baiknya kita terlebih dulu mengerti dan mengetahui bagaimana sebenarnya tipe belajar kita sendiri.
Tipe belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi. tipe belajar seseorang menjadi tiga hal:
  1. Manusia visual, dimana ia akan secara optimal menyerap informasi yang dibacanya/dilihatnya.
  2. Manusia auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan diserap secara optimal.
  3. Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu “dicontohkan” atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan dipelajarinya.
 ciri-ciri tipe belajar seseorang menjadi sebagai berikut:
  1. Tipe Visual
Orang visual akan lebih memahami melalui apa yang mereka lihat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual, yaitu :
  • Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan
  • Berbicara dengan cepat
  • Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
  • Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
  • Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
  • Mengingat dengan asosiasi visual
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya.
  • Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat
  • Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat
  • Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
  • Lebih menyukai seni gambar daripada musik
  • Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak
  • Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata yang tepat
  • Biasanya tidak terganggu dengan keributan
2. Tipe auditori
Orang dengan tipe ini akan lebih memahami sesuatu melalui apa yang mereka dengar. Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata. Musik, irama, dialog internal dan suara menonjol pada tipe auditori. Seseorang yang sangat auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
  • Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu oleh keributan
  • Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara
  • Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara lisan
  • Berbicara dalam irama yang terpola
  • Lebih suka musik daripada seni gambar
  • Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
  • Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
  • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  • Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • Biasanya pembicara yang fasih
3. Kinestetik
Orang dengan tipe kinestetik belajar malalui gerak, emosi dan sentuhan. Modalitas ini mengakses pada gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-ciri orang dengan tipe belajar kinestetik yaitu :
  • Berbicara dengan perlahan
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat berbicara
  • Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang
  • Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
  • Belajar melalui memanipulasi dan praktik
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
  • Banyak menggunakan isyarat tubuh
  • Tidak dapat diam untuk waktu yang lama
  • Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
  • Menyukai permainan yang menyibukkan
  • Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan
  • Ingin melakukan segala sesuatu
  • Kemungkinan tulisannya jelek


TUGAS ICT PART 2


TUGAS
Laporan Hasil Pementasan Seni Karawitan
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Apresiasi Seni Karawitan
Dosen Pengampu : Bapak Waluyo, S.Kar, M.Sn

Description: E:\logo-UMS-Surakarta.png


Disusun Oleh:
NAMA            : ARFAN RIFQI FAUZI
NIM                : A510120237
KELAS           : 4F


PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2014


A.     Pengertian, Bentuk dan Fungsi Karawitan
Kata Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, indah ataupun rumit. Awalnya kata Karawitan digunakan untuk menyebut setiap kesenian jawa yang kini disebut tradisional. Namun dalam bahasa Jawa 'Karawitan' dipakai untuk mengacu pada musik gamelan. Karawitan ditinjau dari fungsinya mempunyai 2 arti yaitu arti secara luas dan arti secara sempit / khusus. Arti luas berarti seni suara, sedangkan arti sempit berarti seni suara yang beristem Slendro dan Pelog. Jadi Karawitan adalah seni uara yang bersistem Slendro dan Pelog baik vokal maupun instrumental.
Karawitan disebut juga musik pentatonis yang berasal dari kata penta dan tonis. Penta artinya lima sedangkan tonis dari kata toone yang berarti nada.Jadi karawitan adalah seni musik yanng hanya menggunakan lima nada pokok saja.
Ditinjau dari segi bentuk dan fungsinya,karawitan dibagi menjadi 3 yaitu karawitan vokal, karawitan instrumental, karawitan vokal dan instrumental / campuran.
1.    Karawitan Vokal
Asal kata vokal iala voces yanng mengandung arti suara manusia. Jadi, seni suara yang mempergunakan suara manusia diebut seni suara vokal. Yng menghidangkan seni suara vikal dinamakan vokalis dan hidangannya dinamakan vokalia. Dalam seni karawitan, vokalis pria biasa disebut wiraswara, sedangkan vokalis putri disebut swarawati atau pesindhen.
2.    Karawitan Instrumental
Instrumental dari kata instrumen yang artinya alat, perkakas. Disini yang dimaksud alat musik. Instrumen dalam karawitan disebut ricikan. Jadi kumpulan atau penyatuan ricikan-ricikan yang terdapat dalam karawitan tanpa memisahkan atu dengan yang lainnya diebut Gamelan. Jadi yang disebut instrumental disini adalah permainan karawitan dengan instrumen saja tanpa vokal. Karawitan Instrumental pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pakurmatan dan bonangan
3.    Karawitan Vokal dan Instrumental
Yang dimaksud dengan vikal dan instrumental adalah paduan atau campuran antara vokal dan instrumental dalam karawitan, yang disebut juga karawitan campuran. Didalam karawitan campuran ini sajian vokal maupu instrumental mempunyai kedudukan yang sama pentingnya. Artinya satu ama lain dalam penampilannya tidak boleh salah atu lebih menonjol dari lainnya agar menghasilkan hidangan karawitan yang betul-betul rempeg (kompak). Contoh karawitan campuran misalnya : klenengan, iringan tari, iringan pedhalangan dan sebagainya
B.     Pementasan Seni Karawitan di ISI Surakarta
Pementasan di ISI Surakarta yang dilakukan oleh Mahasiswa ISI untuk menjadi syarat kelulusan mereka dilakukan sebanyak 4 hari yaitu pada tanggal 9,10,15,16 April , dimana  2 hari pertama tanggal 9 dan 10 April mementasan seni karawitan tradisional dan 2 hari lainnya pada tanggal 15 dan 16 April mementasan seni karawitan instrumen mahasiswa sendiri. Dengan adanya 4 hari pementasan maka mahasiswa UMS semester 4 yang mendapatkkan tugas mengamati seni karawitan dibagi 2 kelompok dalam menontonnya, mengingat daya tampung gedung ISI dengan jumlah mahasiswa UMS yang banyak yang tidak sebanding. Dalam pembagian kelompok itu kelas 4 ABC mendapat giliran menonton pada hari pertama seni karawitan tradisional dan hari pertama seni karawitan instrumen mahasiswa sendiri, sementara kelas 4 DEF mendapat giliran menonton pada hari kedua seni karawitan tradisional dan hari kedua seni karawitan instrumen mahasiswa sendiri.
Dalam berbagai penampilan yang ada, materi yang saya ambil ada materi pementasan pada tanggal 16 April  tentang pementasan seni karawitan instrumen sendiri oleh mahasiswa ISI yaitu : 
1.      Klutekan (oleh Arna)
Berbagai alat musik yang ada di Indonesia sangat beragam dan banyak sekali jenisnya. Bahkan botol bekas saja bisa digunakan sebagai alat musik. Seperti yang telah ditampilkan di ISI pada tanggal  16 April 2014 kemarin, ada kelompok yang dimana alat musinya menggunakan berbagai perlatan yang ada di warung tahu kupat. Seperti gelas, wajan, api, peralatan yang digunakan untuk memasak, piring, botol bekas, sandal dan lain sebagainya. Kemudian permaianan alat musik ini diberi nama Klutekan.
Description: C:\Users\personal\Documents\karawitan\IMG_5875.JPG
Gambar 1.1 Permainan Alat Musik Klutekan
Sajian komposisi penataan Klutekan menampilkan sajian yang berbeda dengan dinamikanya, kejutan dan tidak ajeg sehingga menampilkan sesuatu yang baru dibandingkan sajian tradisi. Sajian komposisi penataan klutekan merupakan garapan yang dianggap tidak lazim dalam karawitan tradisi, klutekan dapat memberikan warna tersendiri dalam karya karawitan.
Permainan musik ini terlebih dahulu diawali dengan suara suara aneh yang dihasilkan dari barang barang yang ada di dapur seperti suara teko yang dihasilkan dari air yang telah menguap dan suara botol yang di gosok. Kemudian para pemainya seperti bermain daram lalu bernyayi sambil memainkan alat musik yag ada di dapur dan botol.

2.      Trenyuh (oleh Jasno)
Trenyuh merupakan sebuah perasaan iba di kalau mendengar atau melihat sesuatu yang membuatnya merasa sedih. Kisah Trenyuh bercerita dari usaha penyatuan kepala keluarga, namun bukan penyatuan yang ia dapat melainkan sebuah kebencian. Dalam pementasan seni karawitan Trenyuh ini menggunakan berbagai instrumen yaitu : bonang, gender, harmonika, gitar, kenong, alat musik dari peralon panjang berisi pasir, dan alat gesek rebab.
Description: C:\Users\personal\Documents\karawitan\IMG_5906.JPG
Gambar 1.2 Permainan Alat Musik Trenyuh
3.      Randha (oleh Kukuh)
Dalam pementasan Randha ini saya menyoroti seseorang yang berperan ganda yaitu sebagai randha dan kepala keluarga. Melewati jalan setapak demi setapak untuk mengarungi hidupnya berjuang demi kebutuhan hidup. Dalam pementasan seni karawitan ini menggunakan instrumen gender, bonang, kendang, gambang, kecapi dan suling.
Description: C:\Users\personal\Documents\karawitan\IMG_5916.JPG
Gambar 1.3 Permainan Alat Musik Randha




4.      Ngedhablu (oleh Suryo Winarko)
Ngedhablu merupakan suatu bicara yang tidak ada buktinya  atau dalam contoh lain ngumbar janji saat kapanye. Jadi dalam pementasan memiliki isi tentang suatu pembicaraan yang belum tentu ada kejelasannya. Instrumen yang digunkan bonang, kempul, ketuk, kempyang, gambang, gender, suling, dan slenten.
Description: C:\Users\personal\Documents\karawitan\IMG_5940.JPG
Gambar 1.4 Permainan Alat Musik Ngedhablu


Sabtu, 28 Juni 2014

TUGAS NGEPOST PART 1

TUGAS 1 ICT

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR KELAS IV DAN KELAS V SD
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT
Dosen Pengampu : Minsih,M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 4
1.     Ayu Retnoningsih R.S  (A510120219)
2.     Arfan Rifqi Fauzi                   (A510120237)
3.     Ika Suryaningsih                   (A510120230)
4.     Farida Rahmawati       (A510120227)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013/2014




MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR KELAS IV DAN KELAS V SD
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT
Dosen Pengampu : Minsih,M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 4
1.     Ayu Retnoningsih R.S  (A510120219)
2.     Arfan Rifqi Fauzi                   (A510120237)
3.     Ika Suryaningsih                   (A510120230)
4.     Farida Rahmawati       (A510120227)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013/2014



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................    1
A.    Latar Belakang Masalah...........................................................    1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................    3
C.     Tujuan Masalah.........................................................................    3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................   4
A.    Pengertian Media........................................................................  4
B.     Pengertian Media Pembelajaran.................................................. 5
C.     Jenis-jenis Pembelajaran..............................................................  6
D.    Fungsi Media Pembelajaran......................................................... 8
E.     Pembelajaran................................................................................ 10
a.       Ruang Lingkup Matematika.................................................. 10
b.      Pembelajaran Matematika Bangun Datar.............................  11
F.      Kontribusi Media dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.  14
BAB III PENUTUP...................................................................................... 18
A.    Kesimpulan.................................................................................. 18
B.     Saran............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 19
LAMPIRAN














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan, termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
AECT (Association and Cummunication Technology),dalam Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 3) memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping segala sistem penyampai atau pengantar media yang sering di ganti dengan kata mediator. Dengan istilah mediator  media menunjukkan fungsi dan perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat pula mencerminkanpengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi mulai dari guru sampai pada peralatn paling canggih, dapat di sebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan – pesan pengajaran.
Heinich dkk, dalam Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 3-4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, photo, radio, rekaman audio, gambar yang di proyeksikan, bahan – bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media ini membawa pesan – pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud pembelajaran maka media itu di sebut media pembelajaran.
Media pendidikan di gunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang di kemukakan oleh Hamalik dalam Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 4) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Di lain pihak, National Education Association dalam Sri Hartini dan Surtikanti (2009: 4) memberikan definisi media sebagai bentuk – bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio – visual dan peralatannya dengan demikian media dapat di manipulasi dilihat, di dengar atau di baca.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai penghantar,ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau tehnik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi para siswa yang bersifat positif.  Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pengajaran harus dapat memeberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian media?
2.      Apa pengertian media pembelajaran?
3.      Apa saja jenis-jenis media pembelajaran?
4.      Apa saja fungsi media pembelajaran?
5.      Bagaimana cara pembelajaran yang efektif?
6.      Bagaimana kontribusi media dalam meningkatkan kualitas pembelajaran?

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian media.
2.      Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui fungsi media pembelajaran.
5.      Untuk mengetahui cara pembelajaran yang efektif.
6.      Untuk mengetahui kontribusi media dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media
Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 3) kata media berasal dari bahasa latin Medium yang secara harfiah berarti “Tengah, perantara, atau pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara  atau pengatar  kesan dari pengirim ke penerima pesan.
Gerlach dan Elly dalam Arsyad (2003: 3),  mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronisuntuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Gagne dalam Kamulyan (2014: 89), mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.





B.     Pengertian Media Pembelajaran
Gagne dan Briggs dalam Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Dalam kegiatan belajar sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang dengar bahan pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang dengar (visual education), teknologi pendidikan (education technology), alat peraga dan media penjelas.
Berdasarkan uraian, beberapa batasan tentang media diatas, berikut adalah ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu :
·           Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
·           Media pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
·           Penekanan media pemdidikan terdapat pada visual dan audio.
·           Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
·           Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.




C.     Jenis-jenis Media Pembelajaran
Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 14-40) mengatakan bahwa jenis-jenis pembelajaran meliputi :
a.       Media Visual
Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya.
1.      Media Visual Yang Tidak Diproyeksikan
Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layer untuk memproyeksikan perangkat lunak, yang terdiri atas :
a.       Media gambar atau mati (still picture)
Smaldino dkk mengatakan bahwa gambar atau fotografi dapat memberikan tentang segala sesuatu seperti binatang, orang, tempat, atau peristiwa.
b.      Media Grafis
Media grafis adalah media pandang dua dimensi(bukan fotografik) yang dirancang secara khusus.
c.       Media Model
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pendidikan siswa. Jenis-jenis media model diantaranya  model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up model), model kerja (working model), mock up dan diorama.
d.      Media Realia
Media realia adalah alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi memberikan pengalaman langsung atau direct experiens kepada siswa.
2.      Media Visual Yang Diproyeksikan
Media Visual Yang Diproyeksikan adalah suata media visual, namun dapat diproyeksikan pada layar melaui suatu pesawat proyektor.
Media visual yang diproyeksikan terdiri atas :
a.       Overhead Projector (OHP)
Salah satu jenis alat (pesawat) projektor yang di gunakan untuk memproyeksikan (memantulkan) obyek yang tembus cahaya (transparan) ke permukaan layar
b.      Slide Projector (projector film bingkai)
Slide merupakan suatu gambar transparan dalam bentuk kecil yang bersifat individual dalam arti di pertunjukkan satu persatu
c.       Filmstrip Projector
Filmstrip merupakan satu rol film transparan 35mm, yang berisi serangkaian gambar mati yang sering berkaitan.
d.      Opaque Projector
Opaque artinya tidak tembus cahaya. Melalui penggunaan opaque proyektor dapat di proyeksikan benda – benda atau gambar – gambar yang tidak tembus cahaya di atas layar.
b.      Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari tema. Media Audio-Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau bisa disebut media pandang dengar.









D.    Fungsi Media Pembelajaran
Sri Hartini dan Surtikanti (2009:7) dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangasung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru.
Levie & Lentz dalam Sri Hartini dan Surtikanti (2009:7) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu :
1.      Fungsi Atensi
Fungsi atensi media bisual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salaah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
2.      Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yaang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.


3.      Fungsi Kognitif
Media pembelajaran terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi Kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwaa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya.
Menurut Kemp & Dayton dalam Sri Hartini dan Surtikanti (2009:9) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan peenggunaan media pembelajaran penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pembelajaran berjalan amat  lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media ssebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut :
1.         Penyampaian pelajaran menjaadi lebih baku.
2.         Pengajaran bisa lebih menarik dengan diterapkannya teori belajar dan prisip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpaan balik dan penguatan.
3.         Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4.         Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5.         Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6.         Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7.         Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8.         Peran guru yang berubah ke arah yang positif.
Menurut Arif S. Sadiman, dkk dalam Sri Hartini dan Surtikanti (2009:10) secara umum media pendidikan dalam proses belajar mengajar mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1.         Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.         Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3.         Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap positif anak didik.
E.     Pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar dan Bangun Ruang
a.    Ruang Lingkup Matematika
James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah  ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan  satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas amatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa matematika  itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometrid an analisis. Johnson dan Rising (1972) berpendapat bahwa matematika adalah  pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
a.       Tujuan Pembelajaran Matematika
·           Memahami konsep matematika, yang keterkaitannya antara jaring-jaring bangun datar dan bangun ruang
·           Konsep dan aplikasi konsep dalam pemecahan  masalah matematika
·           Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,  melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi antar jaring-jaring bangun datar dan bangun ruang
·           Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah soal
·           Mengkomunikasikan gagasan dengan jaring-jaring atau media lain untuk memperjelaskan keadaan atau masalah didalam matematika
·           Memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan
b.           Pembelajaran Matematika Bangun Datar
1.)   BANGUN DATAR
Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar
Contoh bangun ruang       :
 









a. Rumus luas dan keliling bangun datar
b. Simetri lipat dan putar bangun datar
Simetri lipat    : jumlah lipatan yang dapat dibentuk oleh suatu bidang datar, dimana hasil lipatan tersebut dapat membagi bidang datar menjadi dua bagian sama besar.
Simetri putar   : jumlah putaran yang dapat dilakukan terhadap bidang datar,dimana hasil putaran yang dilakukan tidak mengubah pola bangun datar seperti sebelum diputar tetapi posisi bangun datar berubah.

F.      Kontribusi Media dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pemilihan media dalam pembelajaran yang akan digunakan akan menentukan lancar tidaknya suatu proses pembelajaran. Media yang digunakan hendaknya diplih yang bisa mendorong pencapaian pembelajaran. Pilihan media yang tepat dapat membangkitkan siswa berfikir kritis, memenuhi kebutuhan siswa yang beraneka ragam. Karena tidak semua media pas atau tepat digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. Yang perlu dihindari dalam memilih media adalah jangan sampai memilih media hanya karena media tersebut baru, canggih, dan populer namun hendaknya memilih media karena media tersebut dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Media yang digunakan, dapat dibawa sendiri oleh guru atau siswa membuat sendiri dirumah dengan bantuan orangtua, ataupun dibuat kelompok.
Media yang dibuat oleh siswa dapat menumbuhkan kreatifitas siswa, sehingga siswa lebih menjadi tahu komponen alat dan bahan yang digunakan. Cara ini efektif karena media yang dihadirkan tidak terbatas dan siswa dapat mempraktikkannya sendiri. Namun apabila cukup sulit sebaiknya guru membawa sendiri media, mungkin saat proses pembelajaran dapat menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan jumlah media yang terbatas. Pada dasarnya matematika menjelaskan tentang pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Namun untuk mempermudahmenjelaskan konsep yang ingin dibicarakan, guru menggunakan media sebagai prasarana penunjang agar lebih mudah diterima. Hal ini tentu berkaitan dengan pembawaan guru, dan seberapa efektif media tersebut. Penggunaan media tentu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, sehingga menunjang nilai siswa lebih bagus.
Penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran matematika mempermudah dalam penyampaian guru menyampaikan materi dan bahan ajar. Dengan adanya media pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk memperdalam dan menyimak materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga nilai yang diperoleh siswa dapat meningkat. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di Indonesia selama inni bersifat kurang mendidik karena siswa yang memahami matematika menjadi merasa lebih pintar, mau menang sendiri, arogan, kaku, dan tidak toleran terhadap perbedaan (tidak berkarakter). Penyebabnya selama ini guru hanya menuntut siswa menghafalkan dan latihan mengoprsikan rumus-rumus maatematika untuk menjawab soal-soal.
Pemerintah melaksanakan program pendidikan yang berbasis karekter, yang memungkinkan untuk mengubah kepribadian siswa yang buruk. Hal tersebut tidak akan terwujud tanpa partisipasi aktif dari guru, siswa dan orang tua. Partisipasi aktif dari ketiga elemen masyarakat sangat berperan dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter. Pendidikan yang berkarakter mewujudkan pengetahuan yang berpacu pada kemampuan kognitif dengan menutut siswa menghafalkan dan latihan mengoperasikan rumus-rumus matematika dalam menjawab soal, matematika menitikberatkan pada ketrampilan proses yang menggunakan sikap mendukung proses agar menghasilkan suatu produk atau keluaran yang benar-benar berkualitas. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika dengan materi pembelajaran bangun datar yang memiliki kontribusi dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya minat, perhatian, yang diiringi kemauan untuk belajar sehingga hasil yang diharapkan mampu tercapai.
Pembelajaran menggunakan gambar adalah suatu model pembelajaran  yang merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mempercepat suatu pemahaman peserta didik terhaadap apa yang di sampaikan oleh guru. Cara pembelajaran ini dapat dikembangkan dengan cara membuat gambar yang ada di berbagai media dan lingkungan sekitar. Setiap akan pulang sekolah siswa diberi tugas untuk menggambar tentang materi yang akan dibahas hari esok. Untuk menggambarnya kita dapat menggunakan kertas karton yang di dapatkan dari guru. Dengan menggunakan media pembelajaran gambar dari kertas karton dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa ketika guru sedang menerangkan, kemudian keaktifan siswa terlihat ketika siswa mencobamenjawab teka-taki silang.
Dan kertas karton juga digunakan untuk membuat bangun datar, dengan media ini siswa lebih mudah mengerti karena dengan gambar semua dapat menjadi lebih nyata. Setelah setiap siswa mendapatkan gambar masing-masing bentuk mereka dapat lebih mudah mengerti.             Saat pembelajaran dimulai siswa kita tanya tentang kabarnya. Setelah itu kita presensi yang tidak masuk hari ini, sebelum memulai pembelajaran kita memberi motivasi kepada mereka terlebih dahulu. Agar mereka lebih bersemangat lagi dalam mengikuti proses pembelajaran pada hari ini. Sebelum pembelajaran dimulai guru menanyakan tentang inti dari materi tersebut sebagai awalan pembelajaran yang akan diajarkan. Selain itu dalam proses pembelajaran hendaknya kita sebagai seorang guru menyampaikan materi sebelumnya secara singkat. Kemudian kita baru masuk dalam materi dimana dalam materi ini kita akan membahas tentang materi dan bangun datar. Dengan adanya penyampaian materi siswa dapat memahami apa yang akan diajarkan. Penyampaian itu dapat disampaikan dengan cara memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswa.
Guru menerangkan materi itu dengan menggunakan alat dan media yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Guru mempersiapkan media dari karton untuk dapat mengaplikasikan ke dalam pembelajaran. Dengan adanya media dapat mempermudah siswa untuk lebih kreatif dan berimajinasi, media ini dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa tersebut dapat ikut berpartisipasi didalam proses pembelajaran. Dengan berbagai metode yang dapat digunakan di dalam proses pembelajaran, pembelajaran dapat lebih kondusif lagi karena metode yang dipakai dapat sesuai dengan tema yang disampaikan oleh guru. Pengelolaan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas mampu meningkatkan pengetahuan peserta didik.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sri Hartini dan Surtikanti ( 2009: 3) kata media berasal dari bahasa latin Medium yang secara harfiah berarti “Tengah, perantara, atau pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara  atau pengatar  kesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media yang dibuat oleh siswa dapat menumbuhkan kreatifitas siswa, sehingga siswa lebih menjadi tahu komponen alat dan bahan yang digunakan. Cara ini efektif karena media yang dihadirkan tidak terbatas dan siswa dapat mempraktikkannya sendiri.

B.     Saran
Pembelajaran matematika dalam kaitannya untuk mencapai keefektifan dan keefisienan harus ada dokumen atau kerjasama dari siswa dan guru. Karena suatu proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan apabila tidak ada kontibusi dari salah satu pihak, dan media pembelajarannya harus lebih dikembangkan dan di inovasi oleh seorang guru. Karena media pembelajaran merupakan salah satu unsur pendukung untuk lebih mempermudah pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu terutama matematika.




DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.2003.Media Pembelajaran.Jakarta:Raja Bravindo Persada.
Aswan & Syaiful B.D.2006.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Asdi Mahasatya.
Dariyanto.2012.Media Pembelajaran.Bandung:Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Diniati & Mudjiono.2013.Belajar & Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Hartini, Sri & Surtikanti.2009.Pendalaman Materi Media Pembelajaran dan Evaluasi.Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kamulyan, Mulyadi Sri.2014.Strategi Belajar Mengajar.Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Majid,  Abdul.2011.Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Pencana Prenada Media Grup.
Tim Bina Karya Guru.2001.Terampil Berhitung Matematika untuk SD kelas IV.Jakarta:Erlangga
Tim Bina Karya Guru.2001.Terampil Berhitung Matematika untuk SD kelas V.Jakarta:Erlangga
Http://mahasuryaa.files.wordpress.com/2012/01/nflk1.png?w=469